Geger! Mafia Minyak Senilai Rp193 Triliun Terungkap, Anak Bos Mafia & Raja Migas Jadi Tersangka, Siapa Dalangnya?
BREAKING NEWS


Sebuah skandal besar yang mengguncang dunia energi nasional terungkap. Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap dugaan korupsi raksasa dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di tubuh PT Pertamina yang merugikan negara hingga Rp193 triliun . Skandal yang terjadi sepanjang 2018–2023 ini melibatkan jajaran petinggi BUMN migas, anak buah raja minyak era Orde Baru, hingga seorang "Godfather Migas" yang kerap lolos dari jerat hukum.
Kasus ini mencuat setelah Kejagung menetapkan sembilan tersangka baru , termasuk nama-nama penting di jajaran direksi anak usaha Pertamina seperti PT Kilang Pertamina Internasional, PT Pertamina Patra Niaga, dan PT Pertamina International Shipping. Mereka diduga terlibat dalam persekongkolan jahat untuk mengatur impor minyak mentah, melakukan markup harga pengiriman hingga 15%, hingga mengoplos bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90 (setara Pertalite) menjadi RON 92 (setara Pertamax) tanpa izin.
Salah satu tersangka utama adalah Rivai Sihaan , Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, yang sehari sebelum penangkapan justru menerima penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Total kekayaannya mencapai Rp18,9 miliar menurut LHKPN. Tidak ketinggalan, Yoko Fernandi , Direktur Utama Pertamina International Shipping dengan kekayaan Rp44 miliar, diduga melakukan markup besar-besaran dalam kontrak pengapalan minyak.
Namun yang paling mencengangkan adalah keterlibatan Muhammad Kie Adrianto Riza , anak dari Riza Khalid , sang "Godfather Migas" atau "The Oil Godfather" yang dikenal sebagai saudagar minyak paling berpengaruh di Indonesia. Riza Khalid, pengusaha kaya raya dengan kekayaan mencapai 415 juta dolar AS , diduga menjadi otak di balik jaringan mafia minyak yang telah beroperasi puluhan tahun.
Riza Khalid, yang pernah terlibat dalam skandal "Papa Minta Saham" Freeport dan menjadi pemodal di dua kubu besar Pilpres 2014 (baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi), kini ditetapkan sebagai tersangka dan masuk daftar pencarian orang (DPO). Penyidik telah menggeledah rumahnya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, namun Riza dikabarkan melarikan diri ke Singapura .
Kejagung menduga Riza Khalid, sebagai beneficial owner dari sejumlah perusahaan seperti PT Orbit Terminal Merak dan PT Navigator Katulistiwa, terlibat dalam pengaturan impor, sewa kapal, sewa terminal BBM, serta penjualan solar non-subsidi di bawah harga pasar. Total kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp85 triliun dari jaringan yang dikendalikannya.
Jejak mafia minyak di Pertamina sendiri bukan hal baru. Sejak era Ibnu Sutowo , direktur utama Pertamina era Orde Baru, perusahaan ini sudah dikenal sebagai "kerajaan bisnis" yang bebas dari pengawasan. Gaya hidup mewah, utang fantastis hingga Rp10,5 miliar dolar AS, dan penggunaan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi menjadi ciri khas era tersebut. Meski dipecat, Ibnu Sutowo tak pernah diadili, berkat kedekatannya dengan Soeharto.
Kini, anak-anaknya seperti Adiguna Sutowo —yang pernah menembak mati pelayan di Hotel Sultan—dan jaringan bisnisnya terus menjadi sorotan. Bahkan, anak Judo Sumbono, mantan Dirut Pertamina lainnya, juga tersangkut kasus serupa pada 2018-2023.
Pertamina sendiri membantah adanya oplosan BBM, menegaskan bahwa produk yang beredar di masyarakat sudah sesuai spesifikasi. Namun, mereka menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Dengan Riza Khalid masih buron di Singapura, pertanyaan besar menggantung di udara: Akankah kali ini sang "Godfather Migas" akhirnya masuk hotel prodeo, atau kembali lolos seperti kasus-kasus sebelumnya?
Sumber: Youtube Md Univers