Indonesia Diuntungkan dalam Perang Dagang Trump, Bukan Disandera
EKONOMI


Jakarta, 23 Juli 2025 — Narasi bahwa Indonesia menjadi korban atau “disandera” oleh kebijakan perang dagang Amerika Serikat dibantah keras oleh kanal Cerita Untungs dalam video berdurasi hampir dua jam bersama Benix dan Ari Untung.
Poin utamanya jelas: Indonesia bukan korban, justru diuntungkan.
Siapa Sebenarnya yang Kecolongan?
Menurut Benix, kebijakan tarif impor 19% dari Amerika Serikat tidak dibayar oleh Indonesia, tapi oleh masyarakat AS sendiri. Artinya, rakyat Amerika yang harus membayar lebih mahal untuk produk asal Indonesia. Kebijakan ini awalnya dirancang Trump untuk menarik pabrik-pabrik kembali ke AS. Namun, realitanya, biaya buruh tinggi di AS membuat strategi itu gagal total.
Indonesia Malah Menang Banyak
Sebaliknya, Indonesia menikmati keuntungan dari kebijakan tarif 0% atas barang-barang impor dari Amerika. Bahan baku penting seperti gandum dan kedelai jadi lebih murah. Ini menguntungkan UMKM yang bergantung pada bahan baku impor, khususnya industri tahu, tempe, dan makanan olahan.
Impor Sudah Terjadi Sebelum Trump
Benix juga membantah narasi bahwa Trump adalah biang keladi ketergantungan impor Indonesia. Data menunjukkan bahwa jauh sebelum Trump menjabat, Indonesia memang sudah mengimpor kedelai, beras, dan gula dalam jumlah besar. Masalahnya bukan kebijakan Trump, tapi kebutuhan riil dalam negeri dan keterbatasan produksi lokal.
Pembelian Pesawat Bukan Pemaksaan
Pembelian 50 pesawat Boeing oleh Indonesia juga diklarifikasi. Itu bukan tekanan politik, melainkan bagian dari rencana peremajaan armada nasional yang sudah disiapkan sejak era Presiden Jokowi. Pesawat wide-body seperti Boeing 777 justru mendorong Garuda Indonesia untuk ekspansi rute internasional.
Dominasi Singapura Bisa Tergeser
Indonesia, yang selama ini mengimpor BBM dari Singapura (meski Singapura tak punya ladang minyak), kini bisa mengimpor energi langsung dari AS dengan tarif 0%. Hal ini membuka peluang Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada Singapura dalam bisnis energi.
Kekuatan Tawar Indonesia Meningkat
Kebijakan Trump yang bertujuan “mengepung” Tiongkok justru memperkuat posisi tawar Indonesia. Sebagai pemilik cadangan strategis seperti nikel, tembaga, dan timah, Indonesia jadi target relokasi pabrik dan investasi. Bahkan, Prabowo disebut berhasil menegosiasikan tarif 0% sawit ke Uni Eropa setelah 10 tahun diboikot.
Kesimpulan: Indonesia Menang di Meja Perundingan
Alih-alih menjadi korban, Indonesia justru tampil sebagai pemenang dalam perang dagang global. Berkat posisi strategis dan negosiasi yang cerdas, Indonesia berhasil mengamankan keuntungan dari kebijakan dagang global yang keras.
Sumber:
Video “Siapa Yang Kecolongan? Indonesia atau Amerika? - Perang Dagang Trump vs Dunia!” dari kanal Cerita Untungs, tayang di YouTube: https://www.youtube.com/watch?v=RgEYJKcFm8Y