"The Power of Seven" Terungkap! Kode Rahasia di Balik Penjatuhan Hasto & Nasib Gibran, Mega Jadi Lentera di Tengah Kegelapan!

POLITIK

Muchlish

7/21/20252 min read

Dalam sebuah diskusi mendalam yang penuh tensi politik, sosok Megawati Soekarnoputri kembali mencuat sebagai figur sentral yang disebut-sebut menjadi "lentera di tengah kegelapan" bangsa Indonesia. Pernyataan ini muncul dari tokoh intelektual dan penulis buku “Mimpi Peradaban Menuju Kelahiran Bangsa Berkesadaran” , Koni Rahakundini Bakri , dalam wawancara eksklusif yang menyingkap dinamika tersembunyi di balik kasus Sekjen PDIP, Hasto Kristianto, serta polemik pencalonan Gibran Rakabuming.

Koni mengungkap adanya fenomena yang ia sebut "The Power of Seven" — merujuk pada vonis 7 tahun penjara yang dijatuhkan kepada Hasto. Angka tujuh, menurutnya, bukan kebetulan. Ia menyiratkan ada campur tangan kekuatan besar di balik layar yang memainkan hukum dengan nuansa politik.

“Saya dapat telepon misterius waktu perjalanan ke sini. Katanya, ‘Kon, enggak usah khawatir. Haso sudah aman, nanti penjaranya di mana kita sudah tahu.’ Teman-temannya juga sudah siap mengiringi. Ini bukan sekadar hukuman, ini pesan,” ujar Koni dengan nada syok.

Ia menilai, proses hukum terhadap Hasto jelas mengandung politik berbalut operasi penegakan hukum , terlebih karena banyak dokumen dikirimkan secara sukarela oleh pihak-pihak yang merasa terganggu oleh kinerja Hasto selama ini. Bukan Hasto yang mencari, tapi orang-orang yang melapor. Namun, kata Koni, vonis 7 tahun yang sama seperti Tom Lembong meski kasusnya berbeda, menunjukkan ketidakadilan sistemik.

Di tengah gejolak itu, sosok Megawati disorot sebagai pemimpin yang tetap tegak walau diterpa badai. Koni menyebutnya sebagai "kamus berjalan, pelaku sejarah yang hidup", yang dibesarkan di lingkungan istana dengan pemikiran strategis Sang Proklamator, Soekarno. Ia bahkan menyebut bahwa cerita-cerita lisan dari Megawati layak dibukukan karena sangat reflektif dan sarat makna sejarah.

Namun, sorotan juga tertuju pada Gibran Rakabuming . Koni mengkritik keras ketidakjelasan status konstitusionalnya sebagai Wakil Presiden terpilih. Menurutnya, DPR terlalu lama diam atas surat dari Forum Komunikasi Purnawirawan TNI yang meminta pengkajian ulang terhadap kelayakan Gibran.

“Ini menyandra Gibran. To be or not to be aja lah. Kalau memang sah, lanjut. Kalau tidak, selesaikan. Jangan biarkan negara jalan dengan ketidakpercayaan pada pemimpin,” tegasnya.

Koni juga menyentil Prabowo Subianto , yang menurutnya punya will kuat memimpin, tapi kurang didukung oleh tim yang berani menyampaikan risiko kebijakan. Ia menyarankan Prabowo meniru model Valdai (Rusia) atau penasihat Netanyahu (Israel) untuk membentuk tim strategis yang tajam dan kritis.

Yang mengejutkan, Koni menyebut bahwa Puan Maharani adalah calon tunggal yang dipersiapkan Megawati sebagai pengganti Hasto di posisi Sekjen PDIP. Ia menilai Puan memiliki bobot historis dan pengalaman, termasuk trauma masa kecil saat menyaksikan darah dalam peristiwa politik 1965.

Akhirnya, Koni menyerukan agar rakyat tak diam. Ia mendesak DPR untuk segera bersikap, bukan hanya demi kepastian hukum, tapi demi masa depan demokrasi Indonesia.

“Ini bukan soal partai, ini soal negara. Kita harus lawan tiran dalam diri, dalam institusi. Baca buku saya: Lawan Tiran .”

Prompt untuk Generasi Gambar (AI Image Generation):
"A dramatic political scene at night: a glowing lighthouse labeled 'Mega' stands strong amidst a stormy sea of darkness, with shadows of figures like Hasto in handcuffs, a young Gibran hanging on a cliff, and Prabowo looking uncertain. A mysterious number '7' shines red in the sky. In the background, a book titled 'Lawan Tiran' floats with light rays. Style: hyper-realistic, cinematic lighting, symbolic, Indonesian political atmosphere."

Sumber: budiman tanuredjo, [TUNTUTAN HASTO UNTUK GOYANG PDIP. ADA CAMPUR TANGAN ORANG BERKODE 7. MEGA MASIH DIBUTUHKAN-B2B EPS60],

Related Stories